--> Siapa Yang Ciptakan WhatsApps & Pendirinya - Loteng Kreatif Network (Blog)

Siapa Yang Ciptakan WhatsApps & Pendirinya

5 minute read

 Inilah Kisah CEO Atau Pembuat Aplikasi WhatsApp

                                          Foto: Brand  Whatsapp www.breathecast.com

Sobat Loteng Creative - Whatsapp  mungkin lazim untuk diceritakan, karena aplikasi ini banyak digunakan oleh berbagai kalangan di dunia, mulai dari kebutuhan komunikasi dan berbagi file,video, music, bisnis, pendidakan, dan banyak lainnya. Mungkin anda juga salah satu pengguna, Namun anda pernah bayangkan atau belum pernah siapa yang membuat aplikasi ini. Oke berikut adalah kisah pendiri  aplikasi whatsapp.

Pencipta Whatsapp

                            foto: Jan Koum, CEO dan pendiri WhatsApp www.nesabamedia.com

Jan Koum, lahir 24 Februari 1976) adalah CEO dan pendiri WhatsApp bersama Brian Acton. WhatsApp merupakan aplikasi pesan bergerak yang diakuisisi oleh Facebook Inc. pada Februari 2014 dengan nilai $19 miliar. Koum dibesarkan di sebuah desa di luar Kiev, Ukraina. Ia pindah ke California bersama ibu dan neneknya tahun 1992. Saat ini Koum memegang 45% saham WhatsApp dengan nilai mendekati US$7 miliar.

Kehidupan 
Jan Koum dibesarkan di pinggiran kota Kiev dan pindah bersama ibu dan neneknya ke Mountain View, California pada usia 16 tahun. Program bantuan sosial pemerintah membantu keluarganya mendapatkan apartemen kecil berkamar dua di sana. Ayahnya semula berencana akan bergabung dengan mereka, namun akhirnya memutuskan tetap di Ukraina. 

Awalnya, ibu Koum bekerja sebagai pengasuh bayi, sedangkan Koum sendiri menjadi pembersih di sebuah toko kelontong. Pada usia 18 tahun, ia mulai tertarik dengan pemrograman. 

Jan Koum hidup serba susah dengan hanya mengandalkan subsidi dan jatah makan yang ia terima dari pemerintah setempat bersama warga Amerika lainnya yang sama dengannya tiap hari. Ia harus mengantri untuk mendapatkan jatahan makan gratis, tempat tidurnya terkadang beralaskan tanah dan beratapkan langit bukan di apartemen seperti orang amerika kebanyakan, hal tersebut sudah merupakan hal yang biasa bagi Jon Koum.

Dengan bekerja sebagai tukang bersih-bersih atau sebagai cleaning service di sebuah supermarket sudah cukup bagi Jan Koum saat itu untuk menyambung hidup dan memiliki penghasilan yang mungkin cukup baginya namun juga pas-pasan.

Jan Koum yang merupakan penemu aplikasi WhatsApp merupakan orang yang pantang menyerah ketika kesulitan datang menghapirinya, ibunya ketika itu di diagnosa terkena penyakit kanker. Ia kemudian bertekad untuk melanjutkan kuliahnya di San Jose University sambil mencari penghasilan tambahan yang mungkin cukup baginya untuk menyambung hidup serta biaya kuliahnya.

Ketika kuliah di San Jose University, ia amat menyukai belajar programming ketika itu ia berada dalam jalur drop out dari kampusnya. Ia belajar programming secara otodidak dimana programming merupakan passion dirinya.

Meskipun berstatus drop out dari kampusnya dan tanpa berbekal ijazah, ia kemudian bertekad dan nekad melamar kerja di Yahoo, kemampuan Jan Koum dalam hal programming makin hari semakin baik.


Koum hampir tidak lulus dari sebuah SMA di Mission Viejo, California, kemudian melanjutkan pendidikannya di San Jose State University sambil bekerja sebagai penguji keamanan di Ernst & Young. Ia pernah menjadi bagian dari grup peretas w00w00, dan bertemu orang-orang yang kelak mendirikan Napster, Shawn Fanning dan Jordan Ritter. 

Pada tahun 1997, Jan Koum dipekerjakan oleh Yahoo! sebagai teknisi infrastruktur. Ia pun bertemu Brian Acton saat bekerja di Ernst & Young. Selama sembilan tahun berikutnya, mereka bekerja di Yahoo. Ia pun memutuskan untuk berhenti kuliah. Pada September 2007, Koum dan Acton keluar dari Yahoo, lalu keliling Amerika Selatan dan bermain frisbee selama satu tahun. 

Dari Yahoo, Koum kemudian mencoba untuk melamar kerja di Facebook yang ketika itu facebook yang merupakan layanan media sosial buatan Mark Zuckerberg tengah naik daun di Internet. Meskipun dengan semangat untuk berkembang dan juga belajar namun ternyata facebook tidak menerima lamaran kerja yang diajukan oleh Jan Koum.

Facebook mungkin sekarang menyesal telah menolak lamaran kerja Jan Koum dan juga Brian Acton sebab aplikasi WhatsAppnya sendiri dibeli oleh Facebook dengan harga yang fenomenal. Ditolak facebook inilah yang kemudian membuat Jan Koum dan juga Brian Acton merancang dan membuat aplikasi pesan Whatsapp yang fenomenal.Sekarang ini, Aplikasi buatan Jan Koum yaitu Whatsapp menjadi aplikasi yang paling fenomenal dengan memiliki pengguna yang paling banyak di dunia, aplikasi Whatsapp mengalahkan aplikasi pesan blackberry messengger dan juga aplikasi pesan lainnya dalam hal jumlah pengguna terbanyak di dunia.

Ia mengunjungi temannya, Alex Fishman, dan keduanya berdiskusi selama beberapa jam seputar ide aplikasi Koum di rumah Fishman. Koum memilih nama WhatsApp karena terdengar seperti frasa “what’s up“. Pada hari ulang tahunnya tanggal 24 Februari 2009, ia mendirikan WhatsApp Inc. di California.


                                          foto : Logo Whatsapp www.india.com      
                  

Tidak membutuhkan waktu lama sehingga WhatsApp menjadi terkenal, dan ini menarik perhatian pendiri dan CEO Facebook Mark Zuckerberg. Zuckberberg menghubungi Koum dan keduanya kemudian melakukan perbincangan bisnis seiring makan malam bersama sebelum pada akhirnya Zuckerberg dengan formal mengajak Koum untuk bergabung dengan Facebook.

Dari tingkat kepopuleran aplikasi whatsapp inilah yang kemudian menjadikan facebook mengakuisisi aplikasi buatan Jan Koum dan Brian Acton dengan jumlah yang fantastis yaitu sebanyak 16 Milyar Dollar AS atau sekitar 220 trilyun Rupiah. Angka yang fantastis bukan…

Inilah yang kemudian menjadikan Jan Koum dan Brian Acton menjadi seorang milyarder baru padahal ia dulu merupakan seorang gelandangan, dengan tekad yang penuh semangat dan juga pantang menyerah ia kemudian berhasil mengubah hidupnya menjadi lebih baik.

                               foto : Jon Koum, CEO dari Whatsapp http://biografi-para-ahli.blogspot.com/

Di saat sukses seperti sekarang inilah yang kemudian membuat Jan Koum biasa pergi ke tempat dimana ia pernah menjadi gelandangan pada waktu dulu untuk mengingat masa masa susahnya waktu itu, ia menangis ketika waktu itu tidak punya uang dan terbiasa mengantri untuk mendapatkan jatah makan gratis.

Ia juga mengingat ibunya yang kini telah tiada dikarenakan mengidap penyakit kanker dan ibunya pernah menjahitkan baju untuknya dikarenakan tidak punya uang.

Ia berjuang dengan tekad yang pantang menyerah dan penuh semangat untuk mengubah nasibnya dari seorang gelandangan yang kemudian menjadi seorang milyuner baru.

Jan Koum dengan kesuksesan yang ia raih sekarang bersama aplikasi buatannya yaitu whatsapp ini berhasil membuktikan bahwa ia tidak pernah putus asa dan tetap tabah untuk menjalani kerasnya hidup. Sebuah perjuangan hidup yang amat inspiratif untuk diteladani. semoga Bermanfaat bagi pembaca sekalian.